Perjuangan Kuliah Raikah

Sobat Prestasi, ada kisah inspirasi penuh prestasi yang datang dari Raikah Damayanti, seorang perempuan muda yang menyelesaikan kuliahnya dengan penuh perjuangan. Kami ambil langsung dari akun facebook pribadinya yang telah dibaca dan dibagikan oleh ribuan orang. Selamat membaca! 


Ini kisahku, yang tidak kebanyakan orang tahu. 


Selamat membaca..


Dulu setelah lulus Aliyah orangtua saya mengatakan sudah cukup sekolahnya sampai Aliyah saja. Karena keduanya tidak sanggup untuk membiayai kuliah apa lagi harus pergi jauh dari kampung belum memikirkan biaya hidup sehari-hari, harus bayar tempat tinggal,ini dan itu. mau punya uang dari mana?

Saya tidak berhenti disitu, setelah saya pikir-pikir kaka saya bisa kuliah tanpa biaya dari ibu dan abah, lalu apa bedanya saya? Kenapa saya tidak bisa?

"Terlahir sebagai anak perempuan membuat saya harus berpikir cerdas."

Singkat cerita, setelah mendapat restu dari keduanya. [ini dibantu paksa oleh kaka] Alhmdulillah saya diterima di kampus UIN Banten. Meskipun lulus tanpa beasiswa ini membuat saya harus perpikir lebih keras lagi.

Saya sudah tekadkan dari awal kalau saya bisa kuliah tanpa beasiswa dan biaya dari orangtua. Kata kaka saya, "Buktikan Kah sama ibu dan abah kalau Ikah bisa kuliah tanpa beasiswa dan jangan minta uang ke ibu berapapun itu. Kita punya Allah, Yakin sama Allah. Ini sungguh jalan untuk Ikah langsung dari Allah".

Dulu sempat berpikir, apa saya bisa? Tidak tau apa-apa, tidak ada orang yang saya kenal, lalu tinggal di kota tanpa biaya? Mau makan gimana?? Tinggal dimna? Ya Allah.. Ini sungguh amaaat... [Periih]

Satu yang selalu ada di pikiran saya, dan itu sudah tertanam dari awal pengumuman lulus seleksi, "Ada Allah, Yakin sama Allah" Bisa, Bisa, dan Bisa!! Bismillah

Langkah awal yang saya lakukan ketika pertama masuk kuliah yaitu saya harus jadi yang terbaik dikelas dan harus memperbanyak teman, memperluas jaringan kesana sini. Kuliah tetap Nomor satu Organisasi tetap bisa ikut.

Lalu untuk makan sehari-hari gimana? untuk makan dan biaya sehari-hari saya belajar untuk ikut-ikut jualan, mulai dari jualan pulsa, bantuin temen jualan kaos kaki, manset dll. Bahkan saya pernah bantu senior jualan sosis bakar keliling kelas dan keuntungan dari jualan sosis itu cuma 250 perak/tusuk. Dan keuntungan perhari cuma Rp 7000 - Rp 20.000.

MasyaAllah Alhmdulillah dari jualan sosis itu bisa buat saya beli makan. Kadang suka iri ya liat temen, [jangan ditiru yak sifat iri itu tidak baik] katanya dikirim uang perbulan 1 juta sama ortunya, sementara saya harus keliling kelas jualan menahan malu dalam hati, untuk bisa makan pulang kuliahnya. Allaaaah, Nikmat sekali rasanya.

Ibu, abah bukannya tidak peduli. Mereka selalu menanyakan kabar, bisa makan nggak? ikah makan apa? punya uang jajan??? Sambil menahan tangis. Saya selalu berusaha baik-baik saja, dan menjawab untuk meyakinkan mereka insya Allah ada bu, mohon doanya saja. [padahal uang didompet cuma ada 2000] bukannya ingin berbohong, hanya saya ingin membuktikan saya bisa dan masih ada Allah. Buktinya alhmdulillah saya belum pernah sampai tidak makan, Maha Baik Allah.

Saya terus berusaha lagi, perpikir lebih keras lagi, Saya tidak boleh cuma jualan sosis! Masa iya saya cantik-cantik jualan sosis keliling ajaa, wkwk... [becanda], jualan sosis adalah jualan yang mulia masya Allah

Tapi saya bosen keliling kelas terus, saya ingin sambil kuliah saya jualan, di organisasi jualan, di kostan jualan dan dimanapun saya, saya ingin jualan. Alhmdulillah saya belajar jualan online dan terus jualan kesana sini, promo kemana-mana tak terasa sudah banyak reseller-reseller yang ngambil barang dari saya. Hampir di setiap jurusan yang ada di Kampus mereka bagian dari Reseller saya. Hehehe... Sampai kewalahan karena setiap hari COD kemana-mana. Akhirnya dari sini saya sering kirim uang ke ibu. Alhmdulillah

[Orangtua heran, dapat uang dari mana? bisa ngasih segala ke rumah. Katanya ibu mah sudah tidak bantu biayain juga bersykur, tak perlu dikirim-kirim buat jajan saja]. Tapi inilah salah satu omongan kaka yang ingin saya buktikan, kalau Kuliah itu bisa tanpa biaya dari orangtua dan lebihnya Allah berikan saya kesempatan untuk berbagi kepada orangtua. MasyaAllah ini nikmat yang luar biasa.

Lagi-lagi Allah membatu saya, di pertengahan perkuliahan saya dipanggil oleh jurusan, kata staf jurusan karena nilai saya yang paling tinggi di kelas, saya bisa dapat Beasiswa Bidikmisi, menggantikan teman. Allahu akbar, Ya Allah aku tidak henti-henti memuji-Mu Ya Rabb Maha Baik engkau padahal dulu saya sudah daftar dan tidak lolos, karena ketinggalan info wawancara, akhirnya hangus, dan sekarang justru malah ditawarin untuk dapat beasiswa tersebut. Mungkin memang masih rezkinya tanpa tes tanpa wawancara, saya diberikan kesempatan untuk jadi bagaian dari Mahasiswa Bidikmisi.

Alhamdulillah ala kulli hal, segala puji bagi Allah. Akhrinya saya bisa menyelesaikan Kuliah ini tepat waktu. Tepatnya 15 Juni 2019 saya lulus, alhmdulillah dapat kenang-kenangan dari Fakultas Syariah, meskipun beda satu angka dengan teman saya, beliau dapat IPK 3,84 sementara saya 3,83 tapi ini sungguh nikmat yang luar biasa di tahun ini.

Terimakasih untuk kedua orangtua, tanpa mereka saya bukan siapa-siapa, kaka-kaka saya sang motivator luar biasa, keluraga, sahabat, teman dan kalian semua. Jazakumullah Khairan Katsiran. Sekian.

Sumber : facebook Ikhaachan

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama