KabarPrestasi.Com – Untuk
bisa mengenyam Pendidikan Tinggi atau berkuliah dengan tanpa biaya alias gratis
sejatianya banyak cara, karena hampir setiap kampus atau perguruan tinggi
memiliki program beasiswa. Salah satunya Bunayya Latifah, seorang penghafal Al-Quran
(Hafizah) yang bisa kuliah gratis berkat hafalannya.
Bunayya diterima
sebagai mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Program Studi
Farmasi. Sebagai penghafal Al-Qur'an 30 juz, Bunayya berhasil memperoleh
beasiswa pendidikan secara penuh di UM Surabaya melalui jalur beasiswa tahfidz.
Dilansir pada laman
resmi UM Surabaya, Bunaya atau biasa disapa Naya adalah seorang putri pasangan
Marzuki yang bekerja sebagai tukang bangunan dan Nur Afifah merupakan pedagang
sayur keliling.
“Dari
kecil hingga SMP saya sekolah negeri jadi untuk pengetahuan agama saya sangat
kurang. Kalau orang Jawa bilang ngaji saya waktu itu plegak plegok,” beber
Naya.
Setelah
lulus dari SMP, keluarganya meminta untuk melanjutkan sekolah di Pondok Pesantren.
Hal tersebut beberapa kali ditolaknya, lantaran bayangan pondok pesantren dalam
pikirannya sangat menakutkan, banyak tekanan, dan tidak memiliki kebebasan.
Namun
ibunya tetap memberikan motivasi bahwa pembelajaran di pondok tidak akan pernah
ditemukan di bangku sekolah. Menurut Naya yang membuat hatinya tergerak untuk
berangkat mondok adalah beberapa kali ucapan ibunya.
“Kalau
kamu tidak bisa mengaji, nanti kalau bapak ibu meninggal siapa yang akan
mendoakan?,” ucapnya.
Rupanya
setelah satu tahun mondok di Pesantren Modern Jatirogo Naya belum menemukan
kenyamanan ia harus beradaptasi dengan lingkungan selama 1 tahun. Di tahun
pertama itu merupakan tahun terberat baginya karena harus jauh dari orang tua,
pembelajaran sulit diterima karena penggunaan bahasa serta ekstrakulikuler
hafal Al-Quran yang menjadi ekstrakulikuler wajib.
“Tahun
pertama akademik saya hancur, hafalan juga pas-pasan. Waktu itu rasanya ingin
menyerah dan pulang saja ke rumah. Namun kalau ingat kerja keras orang tua agar
saya bisa bersekolah rasanya tak pantas mengeluh,” kenangnya.
Di
kelas 2 ia mulai menata niat dan mengejar yang menurutnya tertinggal. Ada satu
kalimat pamungkas yang membuat diriya bersemangat. Kalimat itu datang dari
salah satu gurunya.
Menurut
gurunya, seorang Hafiz menghafal Al-Quran 30 Juz bisa menyelamatkan anggota
keluarga atau orang yang disayanginya dari siksaan api neraka di akhirat kelak.
Setelah
tiga tahun lulus dari sekolah ia mengantongi hafalan 4 juz. Setelah kembali
pulang ke rumah ia belum berkesempatan melanjutkan kuliah, namun orang tuanya
juga tak mengizinkannya bekerja. akhirnya ia melanjutkan mondok di tempat yang
berbeda selama 2 tahun sehingga ia mengantongi hafalan 30 juz hingga saat ini.
Prepare,
Perform and Perfect (3P) Menjadi Kuncinya.
Naya
kembali menceritakan, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan ia menerapkan 3p
yakni prepare, perform and perfect. Artinya ketika seseorang ingin
mendapatkan sesuatu yang sempurna, makai ia harus mempersiapkan dengan
sebaik-baiknya dengan matang dan penuh keyakinan.
Misal
untuk mempertahankan hafalan tetap terjaga dan tidak hilang ia harus
menyetorkan setoran hafalan 3 kali sehari sekitar 2 halaman sampai 3 halaman.
Ia
bersyukur kebiasaan itu sudah menjadi aktivitasnya setap hari dan tidak menjadi
sebuah beban. Menurutnya tips mudah menghafal adalah menguatkan niat iringi
dengan semangat dan tidak boleh ada paksaan dalam diri. Pikiran tetap tenang.
Ia
berharap ketika sudah menjadi mahasiswa ia akan berusaha istiqomah untuk
menjaga hafalannya. Ia juga berharap dipertemukan dengan guru tahfidz di
Surabaya yang membantunya menyetorkan hafalan.
Terakhir
ia mengucapkan syukur atas kesempatannya bisa berkuliah secara gratis melalui
jalur beasiswa di UM Surabaya.
“Beasiswa
ini sangat berguna bagi saya dan membuat orang tua saya bangga. Selain
memberikan fasilitas untuk penghafal Al-Quran, namun juga mendidik penerimanya
agar memiliki karakter pemimpin yang berlandaskan Al Quran,” pungkasnya
Posting Komentar