KabarPrestasi.Com- Dalam data survei warga 4,7% masyarakat yang beranggapan bahwa moderasi beragama tidak penting untuk kerukunan, maka kita adakan program dalam upaya memperkuat nilai-nilai moderasi beragama pada generasi muda, Mahasiswa KKN Nusantara Moderasi Beragama 2024 Kelompok 6 mengadakan kunjungan budaya (Social Culture Tour) di Paseban Tri Panca Tunggal, Desa Cigugur, Kabupaten Kuningan (14/08/2024). Acara ini diikuti oleh puluhan anak-anak sekolah dasar yang antusias belajar tentang sejarah dan kebudayaan local.

Paseban Tri Panca Tunggal, yang dikenal sebagai tempat bersejarah dan pusat spiritualitas, dipilih sebagai lokasi tur budaya karena nilai-nilai kearifan lokalnya yang sarat akan toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. Di sini, anak-anak diajak untuk mengenal lebih dalam tentang pentingnya hidup rukun dalam keragaman agama dan budaya.

Acara ini diawali dengan sambutan dari Fauzan, Selaku ketua kelompok 6. "Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan anak-anak pada warisan budaya yang kaya di daerah kita, serta menanamkan nilai-nilai moderasi beragama sejak dini. Kami berharap, melalui kegiatan ini, anak-anak dapat memahami bahwa keragaman adalah kekayaan yang harus dihormati dan dijaga," ujar Fauzan.

Tur budaya dipandu oleh Rama Anom Gumirat Bartna Alam II beliau merupakan pangeran sunda wiwitan pada saat pemberian materi beliau menyampaikan materi tentang Sejarah sunda wiwitann kepada anak anak SD dusun cirabak membawa anak-anak berkeliling kompleks Paseban Tri Panca Tunggal, menjelaskan tentang sejarah berdirinya paseban, makna simbol-simbol budaya yang ada, serta peran penting tempat ini dalam menyebarkan pesan damai dan toleransi. Anak-anak juga diajak untuk mengikuti kegiatan interaktif, seperti permainan tradisional yang mengajarkan kerja sama dan nilai persaudaraan.

Salah satu momen penting dalam tur ini adalah ketika anak-anak diajak  untuk melihat langsung ritual adat yang dilaksanakan di paseban. Melalui penjelasan yang sederhana dan mudah dipahami, pemandu menjelaskan bagaimana ritual ini menjadi simbol penghormatan terhadap leluhur dan cara hidup harmonis dengan sesama, tanpa memandang perbedaan agama atau keyakinan.

Acara diakhiri dengan sesi diskusi ringan, di mana anak-anak berbagi pengalaman mereka selama tur. Beberapa dari mereka menyatakan kekaguman terhadap keberagaman budaya dan agama yang ada di daerah mereka, dan bagaimana kunjungan ini membuka wawasan mereka tentang pentingnya hidup berdampingan dengan damai. "Saya jadi tahu kalau perbedaan itu indah, dan kita harus saling menghormati," ungkap Ayu, salah satu peserta tur.

Kegiatan kunjungan budaya ini mendapat respon positif dari para orang tua dan masyarakat setempat. Mereka berharap acara serupa dapat rutin diadakan sebagai bagian dari pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai moderasi beragama bisa tertanam kuat sejak dini.


Penulis: Eva Savanda

Asal Instansi: UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama